Congratulation My D
Berawal dari minggu lalu, lirik absen, jatah cuti masih ada 7 hari aja dong sampe desember depan. Dan karena saya sama sekali ga ada niatan pergi kemana-mana sampe desember ini. Padahal dulu getol banget kalo ada yang ngajak jalan langsung setuja. Demi mewujudkan hubungan serius dengan D, saya harus pintar mengolah uang dengan bijak dengan menolak segala ajakan dari ke pulau seribu sampai ke karimunjawa *sungkem*. Jadilah males-malesan adalah agenda wajib di cuti 2 hari kemaren.
Senin pagi sebenernya ga ada niatan cuti, cuma karena bangun telat yang-bisa-sih-berangkat-biar-agak-siang-juga, tapi itu berarti agak siang juga pulangnya. Akhirnya keputusan bijakpun diambil. Cuti mendadak. Pintar kan? :p
Kalo selasa sih emang udah niatan cuti karena D sidang skripsi. Di hari yang kentang *weekday dan sehari sebelum pendaftaran wisuda tutup*. Ceritanya mau kasih support ke pacar tercintah.
Mau cerita dikit soal sidangnya D. Jadwal sidangnya sih dari jam 4 tapi molor sampe setengah 5 baru maju giliran orang pertama sidang. D dapet giliran ke tiga pas nyerempet isya. Jadilah gue habiskan tiga kali waktu sholat hari itu di kampusnya D.
Ini emang bukan sidang pertamanya, tapi saya yakin Allah punya rencana yang indah dibalik penundaan D untuk lulus. Mungkin dia harus lulus didampingi saya, muehehe *timpuk sendal*. Biarpun ga bisa liat langsung dia sidang, setidaknya bisa curi dengar selama dia sidang. Sejam lebih 15 menit kira-kira dia bermesraan dengan 3 dosen, huehue. Sedangkan saya yang tadinya mengusir bosan dengan main game uler di hp D, malah ga berenti berdoa pas D masuk sidang. Subhanallah Walhamdulillah Walaailahaillallah Wallahu Akbar selama lebih dari sejam.
Nunggu sekitar sejam sampe temennya yang terakhir sidang, jam 9.15 dia dan 3 temannya dipanggil masuk ke ruangan sidang dan dinyatakan lulus. Sudah bergelar sarjana dong si pacar. Mari ucapkan Hamdalah, Alhamdulillah.
Tapi, sayangnya, sepertinya saya tidak bisa turut serta mendampingi D wisuda Desember nanti. Karena InsyaAllah, tanggal itu bakal jadi tanggal bersejarah sepanjang hidup D, caelaaah. Saya duduk manis saja dirumah menunggu mereka sekeluarga datang kerumah, hihi. Maaak,, anakmu jadi kawiiiin, heuheu.
Bukan momen harus sarjana baru boleh kawin sih buat saya. Sarjana itu syarat dari D untuk dirinya sendiri sebelum kimpoi sama saya. Pure dateng kemarin buat kasih support. Saya sih terima aja mau pendidikannya kayak apa juga. D udah jadi sosok imam yang baik kok buat saya. Bertanggung jawab, jujur, dan setia. 3 hal itu saya yakini, merupakan modal utama seorang kepala keluarga. Jadi OOT bin melow gini ya :p.
Baiklah, sebelum saya ngelantur kemana-mana, ada baiknya kita sudahi post ini dengan Alhamdulillah *sungkem satu-satu*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar