14 Februari 2013

Wedding Songs part 1

Di suatu malam, D dan saya asik berbincang-bincang di telepon.

D: "Coba dicek catetan kamu dan tandai mana yang belum dan yang udah rampung."
Saya: Baca catetan wedding calendar dan mencatat satu persatu dari list yang sudah saya buat.
.
.
.
Saya: "Pesan entertainer dan lagu untuk resepsi. Belum. List wedding songs-nya kamu aja yang bikin ya." Saya menyadari kekurang-update-an saya sama lagu-lagu makanya menyerahkan ke D soal list ini.
D: "Ummi dan Ayah aja deh lagunya."
Saya: Shock. "What? Endang Estorina dan kawan kawannya dong? Haduh, acara kita itu kebanyakan dari temen-temen kita, bukan orang-orang tua temennya Ummi dan Ayah, Masa dikasih lagu begituan? Lagian yang nikah kita, bisa dikira orang jadul jaman baheula kalo dikasih lagu begituan."
D: "Yakin aku aja yang milih lagunya nih?"
Saya: Berpikir sejenak dan flash back setahun yang lalu.



***

Saat itu, seorang sekretaris mengajak beberapa orang, umm,, sekitar 9 atau 10 orang lah untuk karaoke di bilangan Thamrin. Saya tentu saja turut serta mengajak sang pujaan hati. Saat itu usia pacaran kita ga lebih dari 2 minggu, kalo bayi masih lucu-lucunya.

Sampai TKP (Tempat Karaoke Paporit *maksa :p), mulailah milih lagu. Saya yang masih malu-malu sama D saat itu, mengeluarkan suara dengan volume 1 saja, atau ketika D ke toilet. Diantara banyaknya list lagu dan orang-orang gahar akan mic, beberapa list lagu di skip, sadis yah? Salah satu lagu yang di skip itu rupanya lagu pilihan D. Bahkan, D saat itu cuma milih 1 lagu. Makanya saya heran dari tadi D ga nyanyi juga padahal dia sempet juga milih.

D memilih lagu lagi, tapi kali ini lagunya ga di skip. Jangan tanya judulnya apa, saya ga familiar, mengingatpun ga mau deh. Mulai D nyanyi, saya shock, untung ga pingsan. Mau tau kenapa? Lagunya teriak-teriak aja. Saya ga ngerti dia nyanyi apa kalo ga baca teksnya. Asli itu lagu teriak doang.


***

Saya: "Nehi, kalo kamu yang milih, lagunya cuma teriak doang. Kalo ga kabur, tamunya ngobrol sambil teriak juga." Pikir saya, ini mau kawinan atau ngapain sih? Bisa jantungan orang tua saya -__-
D: "Yoeh, hehe. Makanya kamu aja yang milih."
Saya: Meneguk ludah dan pasrah.

Saya ga tau pasti aliran musik kesukaannya D. Yang saya tau, berkat pinjem memory cardnya D, selera musiknya dia mirip adik saya yang ke 3. Yang teriak-teriak (mungkin yang begini ya namanya lagu metal?), Iwan Fals, Boomerang, dsb. Biar gitu juga, saya ga pernah denger dia teriak sama saya, keluarga, ataupun temennya. Musik keras berhati kapas ceritanya *preeet.

Selera musik saya sendiri, apa aja yang enak di denger, cenderung beat. Ga spesifik atau menggilai satu jenis musik atau satu band / penyanyi. Note, saya cenderung ketinggalan soal lagu-lagu. Misalnya, sepulang kerja saya bisa aja tuh mendapati adik kecil nyanyi lagu yang asing buat saya. Begitu saya tanya, "lagunya Noah ka", saya bengong, Noah itu apa? Googling, ga taunya nama baru Peterpan, saya ilfil.

Perbedaan selera musik saya dan D ini ga mempengaruhi hubungan saya dan D. Bagi beberapa pasangan, musik bisa menyatukan, tapi bagi saya dan D, ada banyak hal yang bisa menyatukan kami, pastinya bukan musik.

Kesimpulannya, iya, sampai saat ini saya belum mencari wedding list. Krik krik.

1 komentar: