10 Oktober 2012

Hakikat Istri dalam Surah Abasa

Abis kajian surah Abasa lagi sadar, ada satu ayat yang bikin gue terenyuh. Cuma satu penggal kata pada surah Abasa ayat 36. Sadar ga sadar, kalo dibaca artinya perkata dalam satu ayat itu dalem lho.

 Artinya: Dan istri dan anak-anaknya


Ngerti ga maksudnya? Tak jelasken,,

 

"Shohibat" ini bisa diartikan sahabat/teman dekat wanita. Tapi, karena disandingkan dengan "bani" artinya menjadi istri. SubhanAllah ya. Ini baru dari surah Abasa doang lho. Masih banyak lagi hakikat-hakikat istri dalam surah lain, seperti An-Nisa, Maryam, dsb. Kalo mau dikilik-kilik lagi hakikat istri bisa lebih dahsyat dari itu.


Jadi, jaman jahiliyah dimana seorang perempuan dianggap hina itu ga bener. Bahkan ada yang bilang Islam itu tidak memuliakan perempuan, masyaAllah. Surah Abasa aja udah nunjukin kalo hakikat perempuan merupakan sahabat, teman dekat bagi seorang suami. Ga ada orang dan tempat curhat sedekat sahabat. Misalnya aja, anak yang punya masalah hanya sedikit yang mengadu ke orang tuanya, lebih banyak mencurahkan ke teman dekat yang bisa dipercaya. Dan itulah kelak peran seorang istri. Aib, kekesalan, rasa senang, segala macam perasaan dilimpahkan padanya.


Sedekat apapun seorang pria dengan orang tuanya, ada kalanya dia bercerita kepada temannya tentang masalah orang tuanya. Belum tentu sebaliknya. Dan kedekatan dengan seorang sahabat bisa dibangun dengan sebuah kritik. Orang tua biasanya tidak mau atau gengsi dikritik oleh anaknya, tapi sahabat sendiri, dijamin lebih bisa menerima kritikan biarpun awalnya mungkin ada sedikit penolakan tapi dengan baiknya komunikasi, mestinya bisa berubah. Si pengkritik bisa menerima kekurangan sahabatnya atau yang dikritik mau merubah sifatnya. Harusnya, seperti itulah kehidupan suami istri. Menjadi sahabat satu sama lain. Semoga saja :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar