Dilema Soal Mudik
Ceritanya sekitar sebulan atau dua bulan yang lalu saya baru pindah departemen, masih 1 divisi sih. Dari segi kerjaan sih lebih sibuk dari departemen yang lama, buktinya saya ga sesering dulu posting di blog *pencitraan :p. Sibuknya itu mengakibatkan saya ga bisa ngambil sembarangan waktu untuk cuti. Ditambah kerjaan saya ga ada yang bisa backup.
Nah, dari sini lah semua berawal *ngok. Masalah yang berbenturan itu tidak lain dan tidak bukan seperti yang di judul :D. Bagi saya dan keluarga, silaturahim bisa kapan saja, ga harus lebaran. Makanya, keluarga saya bisa memaklumi kalo ada yang ga mudik. Yah, emang mayoritas keluarga besar saya di Jakarta, biarpun ga silaturahim pagi harinya, sore atau malam hari sepulang kerja bisa tetep silaturahim. Tapi tidak demikian dengan D.
Untungnya dalam waktu kurang dari 2 minggu ini saya akan cuti dalam waktu yang cukup lama. Kira-kira 7 hari kerja. Dan mengharuskan si boss nyari temen yang mau backup kerjaan saya. Mau disini maksudnya mau ga mau ya harus dikerjain, namapun dia boss kita kulinya ya boook :p. Akhirnya sayapun menyetujui untuk mudik ke kampungnya sana. Setidaknya cita-cita saya tidak menikah dengan orang Jakarta supaya bisa mudik kesampean juga, mihihihi.
Semoga mudik pertama saya di luar Jawa Barat dengan status istri dipermudah, hehe. Ayo, sama-sama bilang aamiin :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar